Jumat, 16 September 2011

KADO TERAKHIR

“Ini untukmu” katanya pelan, akupun menerima kartu ucapan itu. Saatku membukanya tiba-tiba ada lagu yang terdengar dari kartu itu, lagu selamat ulang tahun. Akupun heran, ulang tahunku kan udah lewat kok masih dikasih kado. Lalu aku bertanya pada Imron, orang yang memberiku kartu itu, “dari siapa?” tanyaku, karena nggak mungkin kalau itu adalah pemberian Imron sendiri. Dia menjawab “dari wahyu, dia menyuruhku memberikan ini untukmu,dan katanya dia minta maaf” . akupun tertegun, Wahyu, kenapa dia masih ingat hari ulang kartu ucapan itu. “Sorry, aku tadi disuruh ngasih ini ke kamu, kalau kamu tahunku? “ini, bilang padanya aku nggak bisa terima” kataku sambil mengembalikan nggak mau balikin langsung ke Wahyu, kalau nggak gitu buang aja”. Setelah Imron meyelesaikan kat-katanya dia langsung pergi meninggalkan aku.  Huff ……. Anak ini. Kataku dalam hati.
          Saat dirumah, kartu ucapan itu terus kupandangi, sesekali kubuka dan kudengarkan lagu selamat ulang tahunnya. Hatiku mendadak jadi sedih, kenapa dia begitu baik padahal dia sudah ku sia-siakan, hemmm … menyesal, tentu iya tapi nggak mungkin aku bisa mengembalikan waktu yang sudah berlalu.
          Dulu, dia adalah pacar pertamaku di SMP, aku menerimanya karena waktu itu dia selalu menggangguku dengan surat-surat yang menurutku aneh, hehehe … karena pada waktu SMP dulu aku adalah perempuan yang terbilang sangat cuek. Dia selalu mencari perhatian, disaat aku olah raga dia datang menggodaku, saat aku ikut organisasi pramuka dia juga ikut dan mulai membeberkan hubungan kami, otomatis aku langsung salah tingkah dan merasa sangat malu.  
          Dia orang yang suka menyenangkan hatiku, walaupun terkadang merasa sangat malu tapi saat itu juga aku bahagia. Dan finalnya terjadi saat kami mulai naik kelas, saat itu teman-teman memberitahuku kalau Wahyu dikeluarkan dari sekolah karena jiwa pemberontaknya tidak tertolong lagi. Dan akupun tentu tidak percaya karena Wahyu bilang kalau dia tidak masuk sekolah karena sakit. Dan ternyata, semua yang dikatakan teman-teman itu benar.  Aku sedih, karena Wahyu membohongiku, dan aku juga merasa sangat malu. Kemudian saat pulang sekolah dia menemuiku, karena sangat kesal kubilang padanya untuk jangan menemuiku lagi, dia terus mengejarku dan menarik sepedaku dari belakang, “Apa kamu minta putus?” tanyanya, dengan sangat kesal kujawab “Iya, aku pengen putus” lalu akupun mengayuh sepeda dengan sekuat tenaga. Aku benar-benar marah dan sangat tidak terima.
          Sekarang, yang mampu ku katakan hanyalah “maafkan aku”, aku tidak bermaksud melukai hatimu, maafkan keegoisanku. Dan terima kasih, telah mengisi hari-hariku dulu, dan pemberian terakhirmu ini akan kusimpan baik dalam lemari hatiku.

Untuk Wahyu, I’am Sorry




0 komentar:

Posting Komentar